Thursday, June 23, 2011

Pendekatan Person-Centered


A.   Nama Pendekatan
1.      Non-directive therapy (menggambarkan Rogers dan para muridnya dalam melakukan riset terapi dengan pendekatan tidak langsung, pada tahun 1939).
2.      Person-centred therapy
3.      Client-centred therapy (diambil dari judul buku Rogers yang ditulis tahun 1951)
4.      Relationship therapy
5.      Rogerian
6.      The person-centred approach

B.  Sejarah Perkembangan
Carl Ransom Rogers dilahirkan di Oak Park, Illinois, pada tahun 1902 dan wafat di LaJolla, California, pada tahun 1987. Semasa mudanya, Rogers tidak memiliki banyak teman sehingga ia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk membaca. Dia membaca buku apa saja yang ditemuinya termasuk kamus dan ensiklopedi, meskipun ia sebenarnya sangat menyukai buku-buku petualangan. Ia pernah belajar di bidang agrikultural dan sejarah di University of Wisconsin. Pada tahun 1928 ia memperoleh gelar Master di bidang psikologi dari Columbia University dan kemudian memperoleh gelar Ph.D di dibidang psikologi klinis pada tahun 1931.
Pada tahun 1931, Rogers bekerja di Child Study Department of the Society for the prevention of Cruelty to Children (bagian studi tentang anak pada perhimpunan pencegahan kekerasan tehadap anak) di Rochester, NY. Pada masa-masa berikutnya ia sibuk membantu anak-anak bermasalah dengan menggunakan metode-metode psikologi. Pada tahun 1939, ia menerbitkan satu tulisan berjudul “The Clinical Treatment of the Problem Child”, yang membuatnya mendapatkan tawaran sebagai profesor pada fakultas psikologi di Ohio State University. Dari 1935 sampai 1940 ia mengajar di University of Rochester dan menulis Perlakuan Klinis Anak Soal (1939), berdasarkan pengalamannya dalam bekerja dengan anak-anak bermasalah. Dia sangat dipengaruhi dalam membangun kliennya-pendekatan terpusat oleh Freudian psikoterapi praktik-pos Otto Rank . Pada tahun 1940 Rogers menjadi profesor psikologi klinis di Ohio State University, di mana ia menulis buku keduanya, Konseling dan Psikoterapi (1942 ). Di dalamnya, Rogers menunjukkan bahwa klien, dengan membangun hubungan dengan pemahaman, menerima terapis, dapat mengatasi kesulitan dan memperoleh wawasan yang diperlukan untuk merestrukturisasi hidup mereka.Dan pada tahun 1942, Rogers menjabat sebagai ketua dari American Psychological Society.
Pada 1945, ia diundang untuk mendirikan sebuah pusat konseling di Universitas Chicago. Sementara menjadi seorang profesor psikologi di University of Chicago (1945-1957), Rogers membantu untuk mendirikan sebuah pusat konseling berhubungan dengan universitas dan di sana dilakukan penelitian untuk menentukan efektivitas metodenya. Temuan dan teorinya muncul Client-Centered Therapy (1951) dan Psikoterapi dan Kepribadian Perubahan (1954). Salah satu mahasiswa pascasarjana di Universitas Chicago, Thomas Gordon , mendirikan Induk Efektifitas Pelatihan (PET) gerakan. Pada tahun 1956, Rogers menjadi Presiden pertama American Academy of psikoterapis. Ia mengajar psikologi di University of Wisconsin, Madison (1957-1963), ia menulis salah satu yang paling dikenal buku-bukunya, On becoming a Person (1961).
Rogers melanjutkan mengajar di University of Wisconsin sampai 1963, ia menjadi penduduk di Pusat Studi baru untuk Orang di La Jolla . Rogers meninggalkan WBSI untuk membantu menemukan Pusat Studi Orang pada tahun 1968. Buku berikutnya termasuk Carl Rogers on Personal Power (1977) dan Freedom to Learn for the 80's (1983). Dia tetap menjadi penduduk La Jolla selama sisa hidupnya, melakukan terapi, memberikan pidato dan menulis sampai kematian mendadak pada tahun 1987. Pada tahun 1987, Rogers mengalami penurunan yang menghasilkan retak panggul . Dia menjalani operasi dengan sukses, tapi pankreasnya gagal malam berikutnya dan dia meninggal beberapa hari kemudian.
Tahun terakhir Rogers dicurahkan untuk menerapkan teori-teorinya di daerah konflik sosial nasional, dan dia melakukan perjalanan di seluruh dunia untuk mencapai hal ini. Di Belfast , Irlandia Utara , ia membawa bersama-sama berpengaruh Protestan dan Katolik; di Afrika Selatan, kulit hitam dan putih, di Amerika Serikat, konsumen dan penyedia di bidang kesehatan. perjalanan terakhir-Nya, pada usia 85, adalah Uni Soviet, di mana dia kuliah dan difasilitasi lokakarya pengalaman intensif mengembangkan komunikasi dan kreativitas. Dia heran jumlah Rusia yang tahu karyanya.
Bersama dengan putrinya, Natalie Rogers, antara tahun 1975 dan 1980, Rogers melakukan serangkaian program perumahan di AS, Eropa, dan Jepang, Orang-Centered Pendekatan Lokakarya, yang berfokus pada komunikasi lintas-budaya, pertumbuhan pribadi, pemberdayaan diri , perubahan dan sosial.
Pendekatan Person-centered yang dikembangkan Rogers pada tahun 1930, dibagi menjadi empat tahapan atau fase. Pertama, tahap perkembangan, termasuk tahun-tahun awal profesional roger. Kedua,  tahap non-directive nya menandai awal pengembangan teoritis dan penekanannya pada pemahaman klien dan mengkomunikasikan pemahaman itu.  Tahap ketiga, client-centered, melibatkan pengembangan lebih teoritis kepribadian dan perubahan paikoterapi, serta terus memfokuskan pada orang bukan pada teknik. Tahap keempat, person-centered, melalui psikoterapi individu yang meliputi konseling Mariage, terapi kelompok, dan aktivisme politik dan perubahan. pembentukan bertahap dari tahap ini dan kontribusi roger untuk psikoterapi dibahas berikutnya.
Carl Rogers adalah seorang psikolog humanistik yang menekankan perlunya sikap saling menghargai dan tanpa prasangka (antara klien dan terapist) dalam membantu individu mengatasi masalah-masalah kehidupannya. Rogers menyakini bahwa klien sebenarnya memiliki jawaban atas permasalahan yang dihadapinya dan tugas terapist hanya membimbing klien menemukan jawaban yang benar. Menurut Rogers, teknik-teknik assessment dan pendapat para terapist bukanlah hal yang penting dalam melakukan treatment kepada klien. Hasil karya Rogers yang paling terkenal dan masih menjadi literatur sampai hari ini adalah metode konseling yang disebut Client-Centered Therapy.

Dari latar belakang historisnya, terapi person-centered sebagai reaksi terhadap apa yang disebutnya sebagai keterbatasan-keterbatasan mendasar dari psikoanalisis. Pada hakikatnya pendekatan person- Centered merupakan cabang khusus dari terapi Humanistik yang menggaris bawahi tindakan mengalami klien berikut duni subjektif dan fenomenalnya

J. Hart membagi perkembangan Teori Rogers menjadi tiga periode, yaitu:
·         Periode I (1940-1950): Psikoterapi Nondirektif
Pada  periode ini, menggunakan pendekatan yang menekankan penciptaan iklim permisif dan nonintervensif. Teknik-teknik utamanya, penerimaan dan klarifikasi. Melalui terapi nondirektif, klien akan mencapai pemahaman atas dirinya dan atas situasi kehidupannya.
·         Periode II (1950-1957): Psikoterapi Reflektif
Pada periode ini, terapis terutama merefleksikan beberapa perasaan klien dan menghindari ancaman dalam hubungan dengan kliennya. Melalui terapi reflektif, klien mampu mengembangkan keselarasan konsep diri dan konsep diri idealnya.
·         Periode III (1957-1970): Terapi Eksperiensial
Pada periode ini ditandai dengan tingkah laku yang luas dari terapis yang mengungkapkan sikap-sikap dasarnya. Terapi difokuskan pada sesuatu yang sedang dialami klien dan pada pengungkapan yang dialami oleh terapis. Klien tumbuh pada suatu rangkaian keseluruhan dengan belajar menggunakan apa yang dialaminya.
C.   Hakikat Manusia
Dalam pendekatan person-centered, orang didasarkan pada empat keyakinan utama: 1) orang yang dapat dipercaya, 2) orang mempunyai sifat bawaan untuk bergerak menuju aktualisasi diri dan kesehatan, 3) orang memiliki sumber daya inti untuk mengubah mereka ke arah diri yang positif, dan 4) orang merespon untuk mereka dianggap unik dunia (dunia fenomenologi). Aktualisasi diri dipandang sebagai pengalaman kemanusiaan yang paling berarti, sehingga dengan mengaktualisasikan dirinya, manusia dapat menikmati segala aspek kehidupannya. Tingkah laku manusia diorganisasikan  secara  keseluruhan  di  sekitar   tendensi  manusia berbuat sesuatu. Pola perilaku manusia ditentukan oleh kemampuan untuk  membedakan antara respon yang efektif (menghasilkan rasa senang)  dan  respon  yang  tidak  efektif  (menghasilkan  rasa  tidak senang).  
Di  samping  itu  pada  dasarnya  manusia  itu  kooperatif, konstruktif, dapat  dipercaya,  memiliki  tendens dan  usaha mengaktualisasikan dirinya, berprestasi, dapat    mempertahankan dirinya  sendiri,  mampu  memilih  tujuan  yang  benar  dalam  keadan bebas  dari  ancaman.  Sehingga  individu  dapat  men  “take  chargekehidupannya, membuat keputusan, berbuat  baik, dan bertanggung jawab terhadap apa yang telah diputuskannya. Pada  sisi  lain  Rogers  memandang  manusia  adalah  sebagai makhluk sosial,  berkembang, rasional dan realistis. Manusia adalah subjek  yang  utuh,  aktif,  dan  unik.
D.  Perkembangan Perilaku
1.        Struktur Kepribadian
Perhatian utama Rogers kepada perkembangan atau perubahan kepribadian, karena itu ia tidak menekankan kepada struktur kepribadian. Walaupun demikian, Rogers mengajukan dua konstruk pokok dalam teorinya, yaitu: organisme dan self.
a)      Organisme
Merupakan locus (tempat semua pengalaman). Pengalaman meliputi segala sesuatu yang secara potensial terdapat dalam kesadaran organisme pada setiap saat. Totalitas pengalaman, baik disadari maupun tidak disadari membangun medan fenomenal (phenomenal field), medan fenomenal adalah “frame of reference”  dari individu yang hanya diketahui individu itu sendiri. Medan fenomenal tidak dapat diketahui orang lain kecuali melalui inferensi empatis dan selanjutnya tidak pernah dapat diketahui dengan sempurna. Organisme menanggapi dunia seperti yang diamati atau dialaminya (realitas) dan satu kesatuan sistem, sehingga perubahan pada satu bagian akan mempengaruhi bagian lain. Setiap perubahan memiliki makna pribadi dan bertujuan, yakni bertujuan mengaktualisasi, mempertahankan, dan mengembangkan diri.
b)      Self
Self (yang sekarang dikenal sebagai self concept) merupakan satu konstruk sentral dalam teori kepribadian Rogers. Rogers mengartikan selft sebagai “persepsi tentang hubungan I atau me dan mempersepsi hubungan I  atau me dengan orang lain atau berbagai aspek kehidupan, termasuk nilai-nilai yang terkait dengan keyakinan persepsi tersebut”. Atau “keyakinan tentang kenyataan, keunikan, dan kualitas tingkah laku diri sendiri”. Dengan kata lain, disamping self sebagaimana adanya (struktur diri), terdapat suatu diri ideal, yakni apa yang diinginkan orang atau lingkungan tentang dirinya.
2.        Pribadi Sehat dan Bermasalah
Hubungan antara self concept dengan organisme (actual experience) terjadi dalam dua kemungkinan, yaitu “congruence” atau “incongruence”. Kedua kemungkinan hubungan tersebut menentukan perkembangan kematangan, penyesuaian (adjustment), dan kesehatan mental seseorang.
Jika self concept dan organisme mengalami kecocokan maka hubungan tersebut disebut congruence, dan jika tidak cocok disebut incongruence. Suasana incongruence menyebabkan seseorang mengalami sakit mental; seperti merasa cemas, terancam, berperilaku defensif, dan berpikir kaku.
Dengan kata lain pribadi sehat adalah Terdapatnya keseimbangan antara organisme (actual experience) dan self sebagai hasil dari interaksi individu untuk selalu berkembang. Apabila pengalaman-pengalaman yang dilambangkan membentuk diri / self  yang aktual dan ideal, maka pribadi yang bersangkutan tersebut berpenyesuaian baik, matang dan dapat berfungsi sepenuhnya. Pribadi tersebut menerima seluruh pengalaman tanpa merasakan ancaman atau kecemasan. Sedangkan pribadi yang bermasalah adalah Adanya ketidakseimbangan/ketidaksesuaian/inkongruensi antara pengalaman organismik dan self yang menyebabkan individu merasa cemas dan mengalami malasuai. Mereka akan cenderung bertingkah laku defensif dan cara berfikir menjadi sempit dan kaku.
Deskripsi orang yang berperilaku sehat, antara lain:
1.      Keterbukaan pada pengalaman
Orang yang berfungsi sepenuhnya adalah orang yang menerima semua pengalaman dengan  fleksibel  sehingga  selalu  timbul  persepsi  baru.  Dengan  demikian  ia  akan mengalami banyak emosi (emosional) baik yang positip maupun negatip.
2.      Kehidupan Eksistensial
Kualitas dari kehidupan eksistensial dimana orang terbuka terhadap pengalamannya sehingga ia selalu menemukan sesuatu yang baru, dan selalu berubah dan cenderung menyesuaikan diri sebagai respons atas pengalaman selanjutnya.

No comments:

Post a Comment