Bakat merupakan karunia Allah yang diberikan kepada manusia yang tak terhingga, sehingga kita wajib mensyukurinya dengan cara mengembangkan potensi bakat yang kita miliki. Sebagai pendidik kita harus bisa mengoptimalkan potensi bakat yang dimiliki masing – masing individu siswa didik dengan baik, terarah, dan tepat.
Sebagai upaya mengarahkan dan mengoptimalkan bakat yang dimiliki siswa ada salah satu strategi dalam proses belajar mengajar yaitu Mastery Learning And Programmed Instruction, Masteri learning adalah kerangka berfikir dalam merencanakan rangkaian instruksional , dalam strategi ini yakni sebuah system untuk merancang materi instuksi diri, instruksi ini merupakan salah satu aplikasi yang dilakukan secara langsung.
Pada Umumnya bakat merupakan karakteristik yang berhubungan erat dengan prestasi siswa (semakin banyak bakat yang dimilikiseseorang, maka semakin sering ia belajar). Semakin sering seseorang belajar maka semakin banyak yang dia kuasai, semakin banyak materi yang dikuasai maka semakin tinggi pula pestasi yang dimiliki siswa tersebut.
Akan tetapi bagi Carrol memandang bakat tidak demikian, menurut dia bakat sebagai jumlah waktu yang dihabiskan seseorang untuk mempelajari materi tertentu, dan bukan merupakan kapasitas seseorang dalam menguasai materi tersebut. Dalam pandangan dia, siswa yang punya bakat rendah akan membutuhkan waktu yang lama dibanding siswa yang punya bakat lebih tinggi.
Dalam sebuah lembaga pendidikan tentunya seorang pengajar harus mempunyai bahwa semua siswa bisa menguasai materi yang dipelajarinya, tentunya selama ada waktu yang cukup, metode yang sesuai dengan siswa, situasi lingkungan sekolah yang mendukung. Semua ini bisa diupayakan agar siswa mempunyai ketekunan dan mau menerima bantuan dalam tugas pembelajaran.
Bloom mentransformasi pandangan carroll kedalam suatu system dengan karakteristik – karakteristik berikut ini:
1. Penguasaan terhadap suatu materi pelajaran dijelaskan berdasarkan sasaran – sasaran utama yang merepresentasikan tujuan – tujuan pelajaran atau unit tersebut.
2. Matery yang lebih luas tersebut kemudian dibagi kedalam seperangkat unit pembelajaran yang relative kecil, setiap unit dibarengi dengan sasaran – sasarannya, yang merupakan bagian dari unit –unit yang lebih besar atau yang penting diajarkan untuk penguasaan mereka.
3. Pembelajaran materi – materi kemudian diidentifikasi dan strategi instruksional (model pengajaran) dipilih.
4. Setiap unit dibarengi tes – tes diagnostik yang mengukur kemajuan perkembangan siswa (evaluasi formatif) dan mengidentifikasi setiap masalah yang sedang dihadapi siswa.(pujian atau dorongan juga dapat, jika bersinggungan dengan performa yang tepat, menjadi penguatan.)
5. Data yang diperoleh dari pengelolaan tes – tes tersebut digunakan untuk menyiapkan instruksi tambahan pada siswa untuk membantu mengatasi masalah.
Dalam pendidikan modern pengajaran individual sangatlah diperlukan ini berguna bagi siswa karena meraka merasa diperhatikan lebih, sehingga biasanya mereka bekerja secara mandiri pada materi yang diberikan tiap hari atau beberapa hari pada mereka, berdasarkan tingkat kompetensi yang ditunjukkan, gaya pembelajaran, dan kebutuhan khusus dalam pembelajaran.
Dalam sebuah konsep bimbingan dalam islam menyangkut beberapa bimbingan scara individual yaitu :
Bimbingan ringan secara individuil. Bentuk hisbah ini diberikan kepada orang-orang yang nyata nyata membutuhkan, diminta atau tidak diminta. Obyek bimbingannya bisa menyangkut masalah keagamaan, kerumah tanggaan, kepribadian, pekerjaan dsb. Dalam menjalankan hisbah dalam bentuk ini, muhtasib (konselor) berusaha menjumpai muhtasab 'alaihi (klien) berdua saja. Bentuk hisbah ini dilakukan untuk mendorong motivasi klien pada kebaikan, dan mendorongnya alergi terhadap kemunkaran,dan menyadarkannya untuk menerima kenyataan secara ikhlas.
Bimbingan berat secara individuil, metode ini dilakukan terhadap orang yang sudah terang terangan menjalankan perbuatan tercela/keji, dan terang-terangan pula tidak mau mengerjakan perbuatan baik, orang yang sudah akrab dengan kejahatan dan allergi terhadap kebaikan. Orang pada tingkat seperti ini biasanya sudah tidak mempan terhadap nasehat-nasehat yang lemah lembut.
Dalam banyak strategi pengajaran salah satunya penggunaan action Command (perintah aksi). Terkadang kita sebagai pendidik sulit mengarahkan siswa pada situasi atau kondisi tertentu, misalnya menenangkan kelas yang sedang gaduh, menyuruh siswa untuk mengerjakan tugas, mengarahkan siswa untuk serius dalam belajar, dan sebagainya. Hal itu karena kita belum memahami kondisi siswa dan mungkin siswa tersebut juga tidak paham dengan apa yang kita perintahkan kepada dia, sehingga reaksinya tidak sesuai dengan perintah.
Kalimat yang mengandung perintah bisa bermacam – macam, tergantung dari keras atau lembutnya sebuah perintah, contohnya Perintah biasa: kerjakan soal itu. Permintaan: coba kerjakan kerjakan soal tersebut. Ajakan: marilah kita kerjakan soal tersebut bersama sama. Dan lain sebagainya.
Dalam memberikan sebuah perintah sebaiknya menggunakan kata – kata yang tidak menimbulkan ketidak nyamanan atau keberatan sehingga sebuah perintah bisa diterima dengan baik dan melaksanakannyapun akan terasa enjoy.
Manusia Sebagai Makhluk Yang Unik. Unik artinya satu-satunya. Setiap orang adalah dirinya, satu-satunya, berbeda dengan yang lain, berbeda dengan saudara kandungnya bahkan saudara kembarnya,. Mengapa berbeda ? karena proses kehadiran setiap orang melalui waktu yang berbeda, “cara” yang berbeda, ruang yang berbeda dan suasana psikologis yang berbeda.
Seorang ibu misalnya memiliki 5 anak, ternyata kelima-kelimanya berbeda. Ternyata suasana batin sewaktu hamil mewujud pada pembawaan anak-anaknya. Perbedaan suasana batin mewujud pada lima typology bawaan lima anaknya, ada yang periang, ada yang melangkolis, ada yang pemarah, ada yang pemaaf, dan ada yang cuekan. Suasana batin juga dipengaruhi oleh gizi, stimulus yang hadir dan persepsi terhadap stimulus.
Stimulus bisa datang dari suami, dari anak-anak yang sudah lahir, dari kakek neneknya, dari tetangga, dari berita TV dan sebagainya. Ragam stimulus dan ragam persepsi membentuk suasana batin yang berbeda dan mewujud pada pribadi-prbadi anak yang berbeda satu sama lain. Selanjutnya pengalaman orang sejak kecil hingga dewasa juga berbeda-beda. Perbedaan stimulus dan perbedaan persepsi terhadap obyek melahirkan perbedaan selera dan perbedaan cara pandang serta perbedaan pola respond.
Disamping perbedaan yang terbentuk oleh proses interaksi, juga ada keunikan yang berasal dari desain Sang Pencipta, yaitu wajah, suara dan sidik jari. Dari milyaran manusia tidak ada orang yang sama persis wajahnya, sama persis suaranya dan yang sama persis sidik jarinya. Keunikan manusia juga merupakan perwujudan (tajalli) dari kesempurnaan Tuhan Sang Pencipta. Hanya Yang Maha Sempurna yang bisa menciptakan keunikan yang sempurna.
Dalam penggunaan program instruksi ini butuh beberapa perangkat penunjang salah satunya penggunaan laboratorium bahasa. Dalam perkembangan laboratorium bahasa menunjukkan aplikasi yang jelas dari beberapa property yang digabungkan dalam analisis, dan prinsip sibernetik dalam setting pendidikan. Tujuan penggunaan ini adalah untuk melatih siswa untuk memahami apa yang didengar dan segera memberikan respon yang sesuai, sehingga siswa dapat memperoleh ilmu yang bermanfaat dengan baik.
Daftar Pustaka
1. Bruce, Marsha,Emily (2009), Models Of Teaching (Model – Model Pengajaran), Yogyakarta: Pustaka Pelajar
2. Elfi, Rita, (2009) , Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Dasar,Jakarta : Bumi Aksara.
3. Andri Hakim, (2010), Hipnosis In Teaching Cara dahsyat mendidik dan mengajar, Jakarta: Visi Media.
4. Ahamad Mubarok, (2010),Internet
No comments:
Post a Comment