Friday, June 24, 2011

Bekerja Dengan Konflik


Dalam sebuah kelompok, ketegangan dan kecurigaan akan muncul cepat atau lambat, ketika masalah muncul maka seorang pemimpin yang baru akan merasa bahwa dia gagal dalam memimpin sebuah kelompok. Hal ini wajar tapi tidak perlu mereaksi secara frontal tentang reaksi yang ditampakkan oleh anggota, karena konflik jangan dianggap masalah tapi justru dijadikan pembelajaran dalam memimpin anggota.
            Pada bab ini membantu pemimpin baru untuk mengelola ketegangan dan konflik, dalam bab ini akan membahas tentang:
·         Ketidakpuasan dan tahap transisi
·         Mengelola ketegangan tak terucap
·         Penanganan anggota negatif terhadap pemimpin
·         Bekerja dengan isu-isu yang berkaitan dengan budaya dan keanekaragaman
·         Paradoks konflik terbuka
·         Mengelola konflik terbuka
·         Pemimpin, menyembuhkan diri sendiri.
Tahap kedua adalah tahap transisi, dimana konflik akan terjadi antar anggota, remaja sering kali muncul ketegangan dan konflik. Ini merupakan ekspresi diri untuk membebaskan perasaan – perasaan yang terpendam didalam dirinya. Pada tahap ini anggota harus menyelesaikan permasalahannya sendiri dengan baik.

Sebuah Rasa Ke
tidak puasan Relatif.
Pada tahap awal kelompok para anggota enggan untuk meyampaikan permasalahannya, pada tahapan ini mereka curiga satu sama lain dan bahkan kepada pemimpin. Anggota sering berusaha beralih pada tahapan kedua, sehingga mereka cenderung untuk melakukan hal – hal negative. Mereka tidak percaya diri bahwa dia akan sanggup menyelesaikan masalahnya sendiri. Sehingga ini mengakibatkan perasaan kecewa terhadap dirinya sendiri maupun kelompok.
Perjuangan untuk control
            Kontrol merupakan factor integral dalam ketegangan dan konflik, ketika anggota menyetujui adanya perubahan maka situasinya menjadi mengasyikkan. Dalam situasi inilah kemudian muncul sikap – sikap mencari kambing hitam, diam, bercerita.
Langsung Menunjukkan kekuatan.
            Dalam sebuah kelompok tentunya ada beberapa anggota yang cenderung lebih memonopoli dalam berinteraksi, tentunya ini akan berimplikasi pada munculnya beberapa reaksi yang dapat menghambat suatu proses kemajuan dalam kelompok, beberapa sikap yang muncul antara lain:
·         Dominasi
Dalam interaksi terkadang ada yang mendominasi, ini disebabkan karena karakter individu, budaya nya, atau pun pengaruh yang lain. Ketika ada salah satu yang mendominasi tentunya kesempatan yang lain akan berkurang.
·         Gangguan
Beberapa anggota akan mengganggu dengan sikap bercerita sendiri, bergurau atau berbicara yang tidak relevan.
·         Pemotongan
Sikap yang tidak berterus terang tentang seluruh informasi dirinya akan menghambat bagi yang lain untuk memberi masukan kepadanya.
Kecemasan memprofokasi Perbedaan.
            Ketika kelompok belum sepenuhnya mebangun kepercayaan maka yang akan timbul adalah kecenderungan untuk beberapa perbedaan antar anggota ataupun dengan pemimpin, dan mereka akan ragu ragu masuk dalam kelompok itu.
Proyeksi dan salah tafsir
            Masa lalu terkadang menjadi pijakan bagi seseorang untuk menilai orang lain, terkadang persolan pribadi maupun keluarga dijadikan dasar pijakan untuk menilai orang diluar dia. Anggota yang lain bisa mengingatkannya dengan menceritakan kembali orang – orang otoriter dimasa lalu atau pengalaman – pengalaman yang lain yang mungkin bisa membuat anggota ter sebut tidak menjustifikasi seseorang tanpa melihat dari berbagai sisi kehidupannya.
Budaya Stereotipe
            Budaya meniru merupakan salah satu penghambat dari keberhasilan sebuah kelompok. Anggota yang satu meniru anggota yang lain atau bahkan orang diluar kelompoknya, budaya ini tidak ditampakkan dengan kata – kata akan tetapi dengan tingkah laku. Pemimpin harus membantu anggota seperti ini untuk keluar dari budaya stereotype semacam ini agar prilaku yang ditampakkan betul – betul dari dalam dirinya agar anggota mendapatkan konribusi untuk kepercayaan antar anggota.
Tahap Transisi sebagai Langkah yang Diperlukan  
            Pada tahapan ini merupakan masa peralihan dimana yang awalnya bersifat umum sekarang beralih pada hal – hal pribadi seperti: rasa aman, kompetensi pemimpin, serta kepercayaan. Hal ini wajar karena ini merupakan batu loncatan dari ketegangan menuju keterbukaan. Sebagai seorang pemimpin harus bisa memenemen konflik, karena konflik merupakan bagian hidup manusia yang harus diarahkan kepada hal – hal positif, dengan konflik akan tercipta kohesi kelompok.
Menejemen ketegangan tak terucap
            Orang diam justru akan mempunyai banyak masalah yang perlu diselesaikan, nasalah masalah yang mengendap merupakan potensi konflik yang sangat berbahaya yang harus diselesaikan. Tidak semua ketegangan dan konflik tak terucap dapat terselesaikan pada masa transisi. Ketegangan apa saja yang tak terucap:
·         Menghindar dan membuat jarak
·         Diam beku
·         Konflik terselubung
Menejemen ketegangan tak terucap
            Setiap emosi yang menghambat kerja kelompok hendaknya diberitahukan dari pada disimpan sendiri. Seorang pemimpin harus bisa tahu isu apa yang seharusnya di bahas dalam kelompok. Berikut adalah beberapa pilihan untuk mengelola konflik rahasia.
            Menunda. Diawal sebuah kelompok jika belum siap untuk menyelesaikan konflik jangan diteruskan, tapi buat lah anggota menjadi terbuka terhadap anggota yang lain, karena pribadi yang tertutup itu sangat berbahaya jika dilanjutkan pada sesi pengaturan konflik. Berilah waktu yang cukup kepada anggota supaya dia membuka diri kepada yang lain.
            Menggambbarkan sebuah proses. Cepat atau lambat ketegangan harus segera diatasi, karena ketegangan merupakan penghambat proses kerja kelompok. Pemimpin hendaknya memperlihatkan komonikasi yang efektif seperti diskusi, diskusi dapat membuat anggota tanpa sadar akan membuka diri.
            Membuat tulisan. Jika proses Proses menggambarkan tidak berhasil maka gunakanlah tehnik menulis, tehnik ini sangat cocok untuk anak muda karena tidak membutuhkan mental dalam berhadapan dengan orang lain. Pemimpin dengan mudah mengobservasi dengan membaca tulisan anggota
Penanganan Anggota yang negative terhadap pemimpin.
            Kadang – kadang ketegangan akan muncul pada tahap transisi, pandangan negative anggota terhadap pemimpin bisa diwujudkan dengan berbagai cara diantaranya dia protes terhadap aturan main dalam kelompok maupun reaksi yang lain yang mungkin lebih ekstrim. Pada bagian ini akan dibahas tentang bagaimana menangani anggota yang negative terhadap pemimpin.
            Pemindahan, Anggota membawa ke grup sejarah perkembangan mereka sendiri yang unik, termasuk tempat-tempat mereka sendiri tidak tahu. Dan membawa anggota keluar dari pandangan – pandangan negatifnya mengenai pemimpi.
            Pemindahan sebagai jalan solusi baru. Pemindahan dapat menjadi alat untuk sebuah terapi, pemindahan akan efektif jika klien sadar akan individunya. Pemimpin haruslah sabar dengan proses ini karena ini akan berdampak besar bagi klien untuk solusi baru .
Penanganan Pemindahan Negatif.
Mengingat fakta bahwa Pemindahan bisa menjadi agen perubahan bagi anggota, pemimpin kelompok perlu belajar cara-cara yang produktif untuk menangani Pemindahan negatif. Cara – caranya antara lain:
·         Kesetaraan
Sebagai seorang pemimpin tentunya tidak bisa netral kepada semua anggota sikap ini tidaklah boleh sampai dirasakan oleh anggota, pemimpin harus memperlakukan semua anggota sama rata.
·         Jenis Tertentu
Ketika pemimpin tidak di sukai oleh anggota maka pemimpin tidak boleh balik menyerang akan tetapi mencoba untuk memberikan umpan balik terhadap anggota.
·         Tetap Terbuka
Ketika pemimpin diserang oleh anggota, akibat ditolaknya keberadaan dia, maka dia harus tetap terbuka kepada semua anggota, ini bisa merekatkan hubungan antar anggota serta pemimpin, sehingga kelompok akan dinamis.
·         Pribadi yang terbuka
Pemimpin harus tetap terbuka, dia harus menceritakan seluruh informasi dirinya kompleksitas yang dialaminya sehingga anggota kelmpok juga akan melihat bahwa pemimpinya realistis dalam kehidupannya.
Ketika sikap negative tidak dapat dipindah.
            Semua sikap negative merupakan perwujudan dari observasi anggota terhadap pemimpin yang kemungkinannya tidaksesuai dengan apa yang diharapkan oleh anggota,
            Validasi konsensual, merupakan tanggapan balik dari anggota apakah pemimpin melakukan pilih kasih terhadap anggota apa tidak.
            Pengawasan dan pengembangan pribadi, permimpin juga mempunyai keterbatasan dalam hal pengawasan. Pemimpin jangan terlalu gegabah untuk emosi akan tetapi ikuti arus terlebih dahulu karena dengan begitu akan semakin memperkaya masukan pada diri seorang pemimpin.
BEKERJA DENGAN ISU KEANEKARAGAMAN BUDAYA
            Ketegangan dalam sebuah kelompok bisadisebabkan oleh isu tentang perbadaan budaya dan asal daerah nya, pemimpin tentunya bisa menginformasikan arti pentingnya sebuah kelompok untuk mencairkan suasana yang saling berbeda.
Budaya Sembrono : sumber kesalah fahaman
            Lain ladang lain belalang, lain daerah lain aturan, lain orang lain perasaannya. Masing – masing individu terkadang tidak sama menyikapi sesuatu ada yang on time ada yang selalu dating terlambat, ada yang serius ada yang santai dan terkadang sembrono. Sikap berbeda semacam ini kalau tidak saling mengembangkan sikaptoleransi akan menjadi sumber konflik yang subur sesame anggota kelompok.
Ketegangan disebabkan factor perbedaan.
            Manusia sebagai mahluk individu tentunya mempunyai banyak perbedaan dengan masing – masing anggota, hal ini merupakan salah satu sumber permasalahan. Banyak sekali perbedaan antar individu diantaranya hobi, jenis kelamin, sexual, tingkat ekonomi dll. Hal ini akan menghambat kelompok untuk membangun sikap kebersamaan dan toleransi.
Para Halus Dinamika Ketidakseimbangan Power
                 Kebudayaan dan keragaman faktor dapat berkontribusi untuk perbedaan kekuasaan dalam kelompok. Banyak ketegangan pada tahap transisi kelompok adalah hasil dari ketidakseimbangan yang mendasari kekuasaan.
Budaya Disahkan Jawaban: Ini Apakah Cara Kita Pertempuran
            Budaya sering Kali menjadi sumber pertegangan dan konflik, ketika budaya berbeda terjadi gesekan maka masing – masing akan mempertahankan diri dan bakan saling menjatuhkan, disinilah dibutuhkan kompromi terhadap perbedaan budaya, rasa malu, jengkael dan sebagainya harus dihilangkan serta pemimpin hendaknya menginformasikan sebuah keharmonisan yang akan membawa kelompok menjadi lebih maju dalam sebuah proses konseling.
  Mencari tujuan sederhana melampaui budaya individu
            Mungkin perlu kerja keras untuk menyamakan tujuan dari pembentukan kelompok. Kadang – kadang kita over dalam melakukan tindakaan untuk tujuan yang sederhana. Kesenjangan budaya tentunya perlu dijembatani agar tujuan bersama dapat dicapai bersama – sama.
Anggota Membantu Membangun Keterampilan Mendengar Budaya Sensitif .
               Banyak hal yang dibagi dalam kelompok bisa sulit bagi anggota untuk membicarakan dan sulit bagi orang lain untuk mendengar. Bagaimana pengalaman yang berdedikasi ¬ komunikasi dalam kelompok dapat membuat perbedaan dalam derajat dimana anggota lain akan mampu mendengarkan dan mengakui keberadaan masalah tersebut. Ketika seorang anggota minoritas berjuang untuk berbagi sulit-untuk-mendengarkan-untuk pengalaman, pemimpin mungkin perlu untuk membantu anggota merasa didengarkan dengan meminta kelompok untuk merefleksikan rasa sakit yang diungkapkan. Hal ini akan membantu kelompok membangun keterampilan mendengarkan budaya sensitif. Salah satu manfaat membangun keterampilan mendengarkan peka budaya adalah bahwa kepekaan terhadap penderitaan orang lain adalah langkah kecil menuju menjembatani perbedaan akan lebih mampu bekerja ke arah tujuan bersama yang melampaui perbedaan masing-masing. Pada saat yang sama, anggota dapat menghormati siapa mereka tanpa merasa malu atau bersalah.
Mengelola Ketegangan Disebabkan oleh Faktor Budaya dan Keanekaragaman.
            Dalam kelompok yang budayanya heterogen tentunya membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menjembatani kesenjangan dan membangun kepekaan terhadap penderitaan. Sementara itu, pemimpin perlu mengandalkan pengamatan sadar untuk lebih memahami sifat rasa tidak nyaman atau ketegangan di dalam kelompok, kemudian pemimpin mengintervensi apa yang dilakukan anggota untuk penyamaan persepsi. Semua intervensi membantu anggota berhubungan dengan gesekan perasaaan, menjadi lebih sadar akan kebutuhan unik anggota lain, dan melihat berbagai kemungkinan yang lebih luas. Hal ini mungkin membuka jalan bagi anggota untuk memahami satu sama lain pada tingkat yang lebih realistis.  
PARADOX DARI KONFLIK TERBUKA.
            Beberapa konflik dalam kelompok ada yang terbuka dengan kata – kata dan ada yang tertutup hanya dengan bahasa tubuh, disini akan dibahas dampak dari konflik terbuka dan potensi mereka sebagai kekuatan kreatif dalam kelompok.
Keadaan takut akan konflik terbuka.
            Dalam masyarakat konflik terbuka mengakibatkan peperangan, perkelahian dan sebagainya. Dalam keluarga kadang penampakan konflik terkadang berupa saling tidak menyapa, tidak mau bicara dll. Anggota serta pemimpin, datang ke kelompok bagaimana konflik telah ditangani di masa lalu mereka. Dalam menghadapi konflik, kebanyakan orang bereaksi dengan ketakutan. Terlalu banyak orang di masyarakat kita tidak mengalami situasi di mana konflik telah ditangani dalam cara yang konstruktif.
Melawan atau penerbangan respon
            Ketika konflik muncul, dia  akan kembali menyelesaikannya dengan orang alami kembali pada respons untuk itu bahwa mereka telah dipelajari sebelumnya. Sering kali, tanggapan mereka didasarkan pada reaksi-melawan atau-penerbangan. Ada 4 mode respon melawan and penerbangan.
1.      Penarikan
Menangani emosi negative dengan berjalan keluar, jalan memutar ,diam karena takut konfrontasi langsung.
2.      Menyerah
Menyerah pada kehendak orang lain, membuat orang merasa seperti korban
3.      Agresi Benci
Menghadapi dengan intimidasi verbal, berteriak, melembar benda disekitar
4.      Persuasi.
Ekspresi verbal ditujukan mengubah orang lain keyakinan, sikap, pandangan.
Konflik sebagai kekuatan dialektika dan kreatif
            Meskipun beberapa konflik dapat merusak, sebagian mereka membawa mesin perubahan, banyak perubahan berasal dari konflik baik itu alam ataupun perasan – perasaan manusia. Munculnya sebuah gunung merupakan konflik yang ada diperut bumi. Munculnya perjuangan kemerdekaan juga karena ada konflik bathin yang terus menerus didialogkan dan pada akhirnya muncul perlawanan kepada penjajah.
Menejemen konflik: bagian dari interpersonal belajar.
            Group adalah laboratorium yang kuat untuk belajar  interpersonal, karena oranglebih dalam mengungkapkan dirinyadan menerima umpan balik kurang dalamdunia merekasendiri. Ketika Dalam  sebuah kelompok tidak ada konflik maka justru kelompok itu ada masalah yang harus diungkapkan, yang itu menunjukkan tidak adanya dinamisasi kelompok.
Kekuatan resolusi konflik
            Semua pemimpin perlu belajar bagaimana menciptakan lingkungan dimana anggota kelompok dapat terlibat didalam konflik tanpa stigma dan tekanan hidup.kelompok merupakan laboratorium yang efektif untuk berkomunikasi menyelesaikan masalah dengan penyelesaian yang kostruktif. Sehingga muncul keterbukaan antar anggota.
MENEJEMEN KONFLIK TERBUKA.
Menejemen konflik terbuka semata – mata tanggung jawab seorang pemimpin. Salah satu tugas utam pemimpin adalah mengawal anggota untuk menyelesaikan konflik dengan cara konstruktif. Bagian ini menetapkan strateg ntuk mengelola konflik terbuka .
Menyelesaikan konflik dengan membangun sebuah dialog.
            Dalam sebuah konflik terbuka komunikasi akan rusak, anggota merasa dialah yang paling benar dan orang lain salah, pada saat inilah masing – masing anggota tidak mau mendengar apapun yang berasal dari lawannya. Dalam situasi ini muncul prilaku defensive . untuk memecah kebuntuan semacam ini maka dibutuhkanlah dialog. Dalam dialog semua suara, pandangan, keyakinan semua pihak dipertimbangkan.
Elemen Kunci: Empati.
            Masalah masalah yang nyata dalam konflik terbuka jarang yang jelas. Apa yang terlihat dalam konflik sam seperti gunung es dimana masanya yang besar ada dibawah air. Yang tersembunyi didalam konflik biasanya adalah kekecewaan, kebencian yang timbul pada pertemuan sebelumnya. Empati adalah elemen kunci dalam resonlusi konflik. Memahami masa lalu seseorang lain sering memainkan peran penting dalam pengembangan empati.
Metode Resolusi konflik.
            Ketika konflik terbuka terjadi, ketegangan fisik dan emosional mereka yang terlibat cenderung meningkat, sebagai suhu emosional nak pada titik tertentu. Tugas pemimpin kelompok adalah untuk membantu anggota belajar memodulasi dan mengatur ketegangan emosional. Berikut ini adalah 5 langkah resolusi konflik:
1.      Berhenti tugas setiap di tangan dan beri prioritas kepada emosi intense
2.      Memfasilitasi dialog terbuka
3.      Libatkan grup pada penawaran validasi
4.      Memfasilitasi self refleksi
5.      Pengolahan seluruh kelompok.
PEMIMPIN MENGOBATI DIRINYA SENDIRI
Terpusat dan berdasar pada pemimpin
            Sulit untuk mempertahankan perspektf yang jelas ditengah suatu emosional yang menegangkan dalam sebuah konflik. Pemimpin merupakan pusat dan dasar dari para anggota untuk menurunkan tensi emosinya, ada anggota yang mungkin mencoba menarik pemimpin berpihak kepadanya, tapi sebagai pemimpin harus netral. Pemimpin sangat berpengaruh positif yang kuat terhadap pertumbuhan pribadi anggota, anggota akan mendapatkan pengalaman yang banyak jika pemimpinnya dapat mengawal dia dengan efektif dalam sebuah proses kelompok .
Pemimpin Transformatif self care
            Berbagai pendekatan yang ada untuk meningkatkan dan mengubah tingkat kesadaran pemimpin. Ini mungkin meliputi konseling individu , konseling kelompok, journal dan lain lain. Dan hampir semua kegiatan membawa ukuran disiplin dan konsisten reflexy diri pada proses. Apapun cara transformasi yang digunakan tujuannya adalah untuk mencapai tingkat yang lebih besar keutuhan melalui peningkatan kesadaran. Ketika kita menjadi lebih sadar setiap saat sekarang, kita lebih sadar dari semua arus emosional , fisik , spiritual dlldiselenggarakan dalam diri kita dan hubungan kita sendiri dan dengan orang lain.

No comments:

Post a Comment