Tuesday, January 11, 2011

# Rancangan dan Perencanaan Psychoeducational Group: Untuk Mengembangkan Konsep Diri Positif Siswa SMA


BAB I
LATAR BELAKANG


Manusia adalah makhluk yang memiliki dorongan untuk berkembang. Perkembangan yang berlangsung tersebut kemudian membentuk konsep diri individu. Konsep diri merupakan pandangan menyeluruh individu tentang totalitas dari diri sendiri mengenai karakteristik kepribadian, nilai-nilai kehidupan, prinsip kehidupan, moralitas, kelemahan dan segala yang terbentuk dari segala pengalaman dan interaksinya dengan orang lain (Burns, 1993:50)”. Konsep diri penting artinya karena individu dapat memandang diri dan dunianya, tidak hanya mempengaruhi individu dalam berperilaku, tetapi juga tingkat kepuasan yang diperoleh dalam hidup. Setiap individu pasti memiliki konsep diri, entah itu konsep diri yang dimiliki itu negatif atau positif.
Pada setting sekolah, siswa yang memiliki konsep diri positif akan memiliki dorongan mandiri lebih baik, ia cenderung dapat mengenal serta memahami dirinya sendiri sehingga dapat berperilaku efektif dalam berbagai situasi. Konsep diri positif bukanlah suatu kebanggaan yang besar tentang diri tetapi berupa penerimaan diri. Dalam hal ini siswa dapat menerima dirinya secara apa adanya dan akan mampu mengintrospeksi diri atau lebih mengenal dirinya, serta kelemahan dan kelebihan yang dimiliki. Namun siswa yang memiliki konsep diri negatif, ia tidak memiliki perasaan kestabilan dan keutuhan diri serta tidak mengenal kelebihan maupun kekurangan dirinya atau sesuatu yang ia hargai dalam hidup.
Masalah dan kegagalan yang dialami peserta didik disebabkan oleh sikap negatif terhadap dirinya sendiri, yaitu menganggap dirinya tidak berarti. Individu yang memiliki konsep diri yang negatif adalah individu yang mudah marah dan naik pitam serta tidak tahan terhadap kritikan yang diterimanya, dengan kata lain individu kurang menerima peraturan/norma yang telah ditetapkan, sehingga ada sifat memberontak pada dirinya yang menentang aturan tersebut. Perilaku siswa yang menyimpang dari aturan yang berlaku di sekolah disebabkan oleh pandangan negatif terhadap dirinya.
Penerapan layanan bimbingan kelompok sangatlah tepat untuk mengembangkan konsep diri yang positif. Selain itu apabila dinamika kelompok dapat terwujud dengan baik maka anggota kelompok saling menolong, menerima dan berempati dengan tulus. Dimana tercipta lingkungan yang kondusif yang memberikan kesempatan bagi anggotanya untuk menambah penerimaan diri dan orang lain, memberikan ide, perasaan, dukungan bantuan alternatif pemecahan masalah dan mengambil keputusan yang tepat, dapat berlatih tentang perilaku baru dan bertanggung jawab atas pilihan yang ditentukan sendiri. Suasana ini dapat menumbuhkan perasaan berarti bagi anggota yang selanjutnya juga dapat menambah konsep diri yang positif.
Oleh karena itu, dalam rangka membantu siswa agar mempunyai konsep diri yang positif, maka penulis mencoba menyusun rancangan dan perencanaan layanan bimbingan kelompok dengan judul Rancangan dan Perencanaan Layanan Bimbingan Kelompok (Psychoeducational Group) untuk Mengembangkan Konsep Diri Positif  Siswa SMA.




















BAB II
PETUNJUK UMUM


A.           Menentukan Siswa Yang Mendapat Layanan Bimbingan Kelompok Untuk Mengembangkan Konsep Diri Positif

Seluruh siswa SMA yang mau mengembangkan konsep diri positif dan mencegah siswa untuk memiliki konsep diri negatif atau siswa yang terindikasi memiliki konsep diri rendah setelah diukur dengan menggunakan instrumen (skala konsep diri). Hal ini karena layanan Bimbingan Konseling yang diberikan bersifat Preventif dan Developmental. Jumlah peserta layanan bimbingan kelompok berkisar antara 10-15 siswa dengan pertimbangan kohesivitas dan efektifitas kelompok. Karena jika jumlah peserta layanan terlalu banyak maka tidak dapat menciptakan kohesifitas kelompok dan kelompok pun menjadi kurang efektif.


B.            Menentukan Materi yang diberikan Dalam Konsep Diri Positif

1.             Contoh kasus konsep diri
2.             Pengertian dan perlunya konsep diri
3.             Isi dan asal-usul pembentukan konsep diri
4.             Cara meningkatkan kepercayan diri
5.             Cara mengembangkan sikap positif
6.             Cara mengembangkan dan mengarahkan emosi


C.           Menentukan Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok (Psychoeducational Group) Untuk Mengembangkan Konsep Diri Positif  Siswa SMA

Tujuan pembuatan Rancangan dan Perencanaan Layanan Bimbingan Kelompok (Psychoeducational Group) untuk Mengembangkan Konsep Diri Positif  Siswa SMA adalah untuk meningkatkan konsep diri pada siswa SMA melalui layanan bimbingan kelompok secara efektif.


D.           Menentukan Alat Pengukuran Pelatihan

Alat pengukuran pelatihan menggunakan instrumen psikologis (skala konsep diri) dan lembar observasi serta lembar wawancara.


E.            Menentukan Teknik Intervensi

1.      Videotherapy
Teknik intervensi yang digunakan adalah videotherapy yang memiliki tiga tahap, sebagai berikut:
a)             Identifikasi
Siswa mengidentifikasi dirinya dengan karakter dan peristiwa yang ada dalam video, baik yang bersifat nyata atau fiksi. Bila bahan tontonan yang disarankan tepat maka siswa akan mendapatkan karakter yang mirip atau mengalami peristiwa yang sama dengan dirinya.
b)            Katarsis
Siswa menjadi terlibat secara emosional dalam kisah dan menyalurkan emosi-emosi yang terpendam dalam dirinya secara aman melalui diskusi (peer group discussion).
c)             Wawasan Mendalam (insight)
Siswa (dengan bantuan konselor) menjadi sadar bahwa permasalahannya bisa disalurkan atau dicarikan jalan keluarnya. Permasalahan klien mungkin saja dia temukan dalam karakter tokoh dalam video sehingga dalam menyelesaikannya dia bisa mempertimbangkan langkah-langkah yang ada dalam tontonan video.

2.             Peer group discussion
Tahapan dalam pree group discussion meliputi:
a)             Tahap awal, persiapan pemimpin dan anggota kelompok
b)            Tahap kegiatan, anggota berdiskusi dan didorong untuk mengambil keputusan.
c)             Tahap pengakhiran, anggota kelompok melakukan refleksi selama proses kelompok dan menentukan tujuan.

3.      Sosiodrama
a)             Perencanaan
Pada tahap perencanaan konselor menyusun dan menyiapkan sejumlah permasalahan yang merupakan kebutuhan-kebutuhan siswa SMA. Khususnya untuk sosidrama dengan topik mengelola emosi. Dalam mengembangkan sebuah cerita konselor harus menggunakan tahap pengembangan alur cerita yang meliputi eksposisi, konflik, komplikasi, klimaks dan solusi.
b)            Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, ada tiga kegiatan yaitu pembukaan, kegiatan inti dan penutup. Setiap kegiatan tersebut secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut
Ø   Pembukaan
Konselor menyampaikan pengantar, tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, dan memberikan motivasi kepada para siswa mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan sehingga kegiatan dapat berjalan secara maksimal.
Ø   Kegiatan Inti
Kelompok yang akan bermain peran (role playing) diberikan kesempatan utnuk mempersiapkan diri di luar tempat sosiodrama.
Ø   Penutupan
Setelah selesai sosiodrama dilaksanakan, konselor menutup sosiodrama dan memberikan motivasi atau reward secara lisan, kemudian mengkondisikan siswa untuk ke tahap berikutnya yaitu diskusi.
c)             Evaluasi
Setelah selesai permainan diadakan diskusi mengenai pelaksanaan permainan berdasarkan hasil observasi dan tanggapan-tanggapan penonton ataupun tanggapan dari para pemain. Pertanyaan-pertanyaan dalam evaluasi dan diskusi untuk topik ini adalah sebagai berikut:


F.            Tahapan

1.             Identifikasi Kebutuhan
Identifikasi kebutuhan-kebutuhan siswa. Hal ini dilakukan melalui pengamatan, berbincang dengan orangtua, penugasan untuk menulis, dan pandangan dari sekolah atau fasilitas-fasilitas yang berisi rekam hidup (cumulative record) siswa.
2.             Pembentukan kelompok
Menentukan siswa yang mengikuti kegiatan bimbingan konseling untuk mengembangkan konsep diri positif baik dengan menggunakan skala konsep diri untuk mengidentifikasi siswa yang memiliki konsep diri rendah/negatif atau menggunakan teknik wawancara dan observasi atau atas dasar kemauan dan keinginan siswa serta menentukan sifat kelompok yang terbuka atau tertutup selama sesi layanan bimbingan kelompok.
3.             Kegiatan inti
Pemberian yaitu layanan bimbingan   kelompok  yang  akan diberikan selama 6 kali pertemuan dengan durasi 90-120 menit.
4.             Terminasi
Melakukan evalusi untuk mengetahui hasil pemberian layanan bimbingan kelompok, apakah efektif atau tidak dalam membentuk konsep diri positif siswa SMA. Evaluasi dilaksanakan dengan menggunakan skala konsep diri, lembar observasi dan wawancara.

Secara Umum Rancangan pemberian layanan bimbingan kelompok untuk mengembangkan konsep diri positif siswa, dapat dilihat pada tabel 2.1. dibawah ini.

Tabel 2.1 Rancangan pemberian layanan bimbingan kelompok
untuk mengembangkan konsep diri positif siswa

No.
Pertemuan
Materi layanan
Waktu
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Pertemuan IV Pertemuan V
Pertemuan VI
Contoh kasus konsep diri
Pengertian dan perlunya konsep diri
Isi dan asal-usul pembentukan konsep diri
Cara meningkatkan kepercayan diri
Cara mengembangkan sikap positif
Cara mengembangkan dan mengarahkan emosi

120-180 menit
45-90 Menit
45-90 Menit
90-120 Menit
45-90 Menit
90-120 Menit


















BAB III
PROSEDUR LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
UNTUK MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI POSITIF SISWA


PERTEMUAN I

A.           Judul/spesifikasi Layanan :
1.             Judul : Contoh kasus konsep diri
2.             Jenis layanan : Bimbingan Kelompok
B.            Bidang Bimbingan : Pribadi dan sosial
C.            Fungsi Layanan : Pencegahan dan Pemahaman
D.           Tujuan Layanan :
Siswa memahami contoh konsep diri positif-negatif dan perbuahan konsep diri dari negatif menjadi positif.
E.            Uraian Kegiatan :
1.             Pendahuluan:
Konselor memotivasi siswa dan membuat permaian untuk menciptakan icebreaking.
2.             Kegiatan Inti
a.       Identifikasi
Ø   Guru pembimbing/Konselor memberitahukan tata cara pelaksanaan Videotherapy
Ø   Guru pembimbing/Konselor Sekolah memutarkan film/video (Sydney White).
Ø   Konselor memberikan waktu kepada siswa untuk merenungkan materi/bahan yang baru saja mereka nonton (refleksi)
b.      Katarsis
Ø   Konselor meminta siswa untuk mendiskusikan materi/bahan yang baru saja mereka nonton.
Ø   Siswa melakukan diskusi agar dapat saling bertukar pandangan untuk memunculkan gagasan baru.
c.             Insight
Ø   Siswa menemukan permasalahan konsep dirinya dalam karakter tokoh yang berada di dalam video
Ø   Konselor membantu siswa untuk menyadari permasalahannya.
3.             Penutup
a.             Siswa mempresentasikan hasil refleksi dan diskusi
b.             Konselor dan siswa menyimpulkan materi layanan yang diberikan.
c.             Konselor meminta siswa membuat jurnal tentang konsep diri mereka.
F.             Waktu : 120-180 Menit
G.           Evaluasi (Penilaian):
1.             Penilaian proses
Penilaian proses dilaksanakan pada saat kegiatan sedang berlangsung mulai dari tahap penduluan sampai tahap penutup dengan mengamati (observasi) sejauhmana keaktifan dan kesungguhan siswa baik secara verbal maupun nonverbal dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok dengan bantuan co-leader.
2.             Penilaian Hasil
Penilaian hasil dilakukan pada saat kegiatan bimbingan kelompok berakhir dengan menggunakan skala konsep diri.













MATERI LAYANAN

1.             Alur cerita film (sydney white)

Sydney White adalah seorang anak yang tumbuh dan besar di lingkungan pekerja konstruksi. Ia putri seorang tukang pipa. Semenjak Ibunya meninggal, Sydney diasuh oleh ayahnya, saat itu usianya baru menginjak sembilan tahun
Setelah berhasil menyelesaikan sekolah lanjutan, Sydney mendapat beasiswa di Southern Atlantic University. Di sekolah itu pula dulu Ibunya pernah menjadi anggota perkumpulan Kappa Phi Nu. Dan Sydney berusaha mengikuti jejak Ibunya menjadi anggota Kappa. Saat tiba di sekolah barunya Sydney bertemu dengan Tyler, seorang ketua perkumpulan pelajar pria. Ketika mereka berbincang-bincang, ketua Kappa, perkumpulan pelajar wanita Rachel Witchburn, memergokinya. Rachel merasa cemburu karena melihat Sydney berbincang dengan Tyler, bekas pacarnya. Semenjak itu, Rachel berniat menghalangi Sydney menjadi anggota Kappa. Berbagai aksi perploncoan pun dilakukan agar Sydney merasa kecewa. Nyatanya Sydney tetap tegar dan menikmati semua persyaratan yang dibebankan untuk menjadi anggota Kappa.  Setelah semua itu, Rachel pun dengan lugas mempermalukan Sydney pada sebuah pesta pengangkatan anggota Kappa. Berbekal tuduhan dan otoritasnya sebagai ketua Kappa, Rachel menolak keanggotaan Sydney. Menerima penghinaan itu, Sydney segera meninggalkan gedung Kappa.  Sampai akhirnya, Sydney bertemu dengan tujuh pelajar terbuang yang dianggap ‘bodoh’ di depan kediamannya. Sebuah gedung yang tak terawat dan kumuh, sehinga dinamai "The Vortex". Ini gedung satu-satunya yang menunggu untuk dihancurkan, di kawasan bernama Yunani. Gedung untuk kaum tak punya dan terpinggirkan. Di rumah itu Sydney menjadi teman para pemuda yang dianggap bodoh.
Menyadari kondisi ini, Sydney pun membangkitkan keinginan teman-temannya untuk merebut pucuk pimpinan ketua persatuan pelajar. Cara ini dianggap mampu memberi keadilan bagi penghuni The Vortex. Akhirnya salah seorang dari tujuh penghuni The Vortex diajukan sebagai calon untuk bersaing dengan calon terpilih sebelumnya.
Terrance, dengan kelompoknya "Freedom to the 7th Power" mulai kampanye. Namun mendekati hari-hari pemilihan, status Terrance terbongkar. Ternyata pria ini telah lulus kuliah sehingga tak layak mencalonkan diri sebagai ketua persatuan pelajar. Pada saat genting inilah, Sydney tampil menggantikan Terrance, menjadi kandidat yang akan bertarung dengan Rachel Witchburn.
Sama dengan cerita Snow White, putri yang kejam selalu bertanya pada cermin ajaib, tentang siapa putri tercantik di seantero negeri. Begitu juga dengan cerita dalam film Sydney White. Rachel Witchburn juga selalu melihat peringkat putri tercantik di komputernya. Kalau selama ini, Ia menduduki peringkat pertama. Maka sejak kehadiran Sydney di kampus itu, peringkatnya lambat laun mulai tergerus. Sampai akhirnya Sydney duduk menggantikan posisi Rachel, di peringkat pertama.
Tentu saja ini menimbulkan kemarahan Rachel sebagai ketua persatuan pelajar. Belum lagi dengan sikap Sydney yang ingin merebut jabatan sebagai ketua persatuan pelajar. Akhirnya, Rachel pun membayar seorang hacker untuk merusak tugas sekolah yang sedang dibuat Sydney melalui computer. Padahal tugas itu harus diserahkan esok hari, tak boleh terlambat. Dan esok juga acara debat yang menentukan pemilihan ketua persatuan pelajar bakal digelar.
Hacker berhasil mengirim virus dan menghilangkan semua tugas yang sudah selesai dibuat Sydney. Tak ada seorang pun yang mampu menolong mengembalikan tugas yang hilang terserang virus. Satu-satunya jalan, Sydney harus membuat lagi dari awal, artinya Ia harus berjaga sepanjang malam di perpustakaan. Karena lelah, Sydney pun terlelap  sehingga tak datang saat debat tengah digelar. Dam situasi ini, Tyler mencoba membantu mencari keberadaan Sydney, sampai akhirnya bertemu di perpustakaan.
Sebuah ciuman dari Tyler pun membangunkan Sydney. Mirip dengan ciuman sang pangeran pada putri salju dalam cerita Snow White. Di akhir cerita Sydney pun berhasil menyingkirkan Rachel dan The Vortex pun diperbaiki.


2.             Refleksi tokoh


Text Box: LEMBAR IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN TOKOH DALAM FILM

1. Nama Tokoh:
………………………………………………………………………………………………………………..

2. Karakteristik Tokoh:
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..

3. Sifat dan ciri yang sesuai dengan diriku:
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..

4. Permasalahan tokoh yang sesuai dengan diriku:
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..

5. Langkah-langkah untuk mengatasi permasalahanku:
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
 































PERTEMUAN II

A.           Judul/spesifikasi Layanan :
1.             Judul : Pengertian dan perlunya konsep diri
2.             Jenis layanan : Bimbingan Kelompok
B.            Bidang Bimbingan : Pribadi dan sosial
C.            Fungsi Layanan : Pencegahan dan Pemahaman
D.           Tujuan Layanan :
1.             Agar para anggota kelompok mengetahui arti penting dari konsep diri
2.             Dapat memecahkan masalah yang muncul dari perlunya konsep diri
E.            Uraian Kegiatan :
1.             Pendahuluan:
Konselor memotivasi siswa dan membuat permaian untuk menciptakan icebreaking atau mereview materi peteremuans sebelumnya.
2.             Kegiatan Inti
a.             Konselor meminta kepada siswa  untuk memberikan pendapat tentang arti konsep diri menurut mereka
b.             Siswa mengidentifikasi perlunya konsep diri dan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari
c.             Siswa mendiskusikan pengertian dan perlunya konsep diri.
3.             Penutup
a.             Siswa mempresentasikan hasil refleksi dan diskusi
b.             Konselor dan siswa menyimpulkan materi layanan yang diberikan.
F.             Waktu : 45-90 Menit
G.           Evaluasi (Penilaian):
1.             Penilaian proses
Penilaian proses dilaksanakan pada saat kegiatan sedang berlangsung mulai dari tahap penduluan sampai tahap penutup dengan mengamati (observasi) sejauhmana keaktifan dan kesungguhan siswa baik secara verbal maupun nonverbal dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok dengan bantuan co-leader.

2.             Penilaian Hasil
Penilaian hasil dilakukan pada saat kegiatan bimbingan kelompok berakhir dengan menggunakan skala konsep diri.



PENGERTIAN DAN PERLUNYA KONSEP DIRI

Konsep diri bukanlah faktor yang dibawa sejak lahir, melainkan faktor yang dipelajari dan terbentuk dari pengalaman individu dalam berhubungan dengan individu lain.

A.           Pengertian konsep diri
”Konsep diri merupakan pandangan menyeluruh individu tentang totalitas dari diri sendiri mengenai karakteristik kepribadian, nilai-nilai kehidupan, prinsip kehidupan, moralitas, kelemahan dan segala yang terbentuk dari segala pengalaman dan interaksinya dengan orang lain (Burns, 1993:50)”. Sedangkan Centi (1993:9) mengemukakan :”Konsep diri (self-concept) tidak lain tidak bukan adalah gagasan tentang diri sendiri, konsep diri terdiri dari bagaimana kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa tentang diri sendiri, dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana kita harapkan”.

B.            Jenis-jenis konsep diri
Individu ada yang mempunyai konsep diri yang positif dan ada yang mempunyai konsep diri yang negatif. Tanda-tanda individu yang memiliki konsep diri yang positif adalah :
1)             Percaya diri
2)             Merasa setara dengan orang lain
3)             Menerima apa adanya
4)             Dapat menyikapi kegagalan
5)             Tidak bersikap hiperkritis
6)             Optimis
Dasar konsep diri positif adalah penerimaan diri. Kualitas ini lebih mengarah kekerendahan hati dan kekedermawanan dari pada keangkuhan dan keegoisan. Orang yang mengenal dirinya dengan baik merupakan orang yang mempunyai konsep diri yang positif. Sedangkan tanda-tanda individu yang memiliki konsep diri negatif adalah
1)             Peka terhadap kritik.
2)             Responsif sekali terhadap pujian.
3)             Cenderung bersikap hiperkritis.
4)             Cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain.
5)             Bersikap pesimis terhadap kompetisi

C.           Perlunya konsep diri
Konsep diri penting artinya karena individu dapat memandang diri dan dunianya, mempengaruhi tidak hanya individu berperilaku, tetapi juga tingkat kepuasan yang diperoleh dalam hidupnya. Setiap individu pasti memiliki sebuah konsep diri, tetapi mereka tidak tahu apakah konsep diri yang dimiliki itu negatif atau positif. Siswa yang memiliki konsep diri positif ia akan memiliki dorongan mandiri lebih baik, ia dapat mengenal serta memahami dirinya sendiri sehingga dapat berperilaku efektif dalam berbagai situasi. Konsep diri positif bukanlah suatu kebanggaan yang besar tentang diri tetapi berupa penerimaan diri. Siswa yang memiliki konsep diri positif dapat memahami dan menerima sejumlah faktor yang sangat bermacam-macam tentang dirinya sendiri. Dalam hal ini siswa dapat menerima dirinya secara apa adanya dan akan mampu mengintrospeksi diri atau lebih mengenal dirinya, serta kelemahan dan kelebihan yang dimiliki. Namun siswa yang memiliki konsep diri negatif, ia tidak memiliki perasaan kestabilan dan keutuhan diri, juga tidak mengenal diri baik dari segi kelebihan maupun kekurangannya atau sesuatu yang ia hargai dalam hidupnya.














Text Box: LEMBAR IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DIRI

1. Sifat dan karakteristik diriku:
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..

2. Pendapat orang lain terhadap diriku:
Ø Orang tua
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
Ø Teman-teman
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
Ø Guru
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
 






































PERTEMUAN III

A.           Judul/spesifikasi Layanan :
1.             Judul : Isi dan asal-usul pembentukan konsep diri
2.             Jenis layanan : Bimbingan Kelompok
B.            Bidang Bimbingan : Pribadi dan sosial
C.            Fungsi Layanan : Pencegahan dan Pemahaman
D.           Tujuan Layanan :
1.             Agar para anggota kelompok mengetahui isi dan asal-usul dari konsep diri
2.             Dapat memecahkan masalah yang muncul dari isi dan asal-usul dari konsep diri
E.            Uraian Kegiatan :
1.             Pendahuluan:
Konselor memotivasi siswa dan membuat permaian untuk menciptakan icebreaking atau mereview pertemuan sebelumnya.
2.             Kegiatan Inti
a.             Konselor menjelaskan isi dan asal usul konsep diri
b.             Siswa melakukan refleksi berdasarkan film di pertemuan 1 untuk mengetahui isi dan asal usul konsep diri mereka
c.             Siswa melakukan diskusi tentang isi dan asal usul konsep diri mereka
3.             Penutup
a.             Siswa mempresentasikan hasil refleksi dan diskusi.
b.             Konselor dan siswa menyimpulkan materi layanan yang diberikan.
F.             Waktu : 45-90 Menit
G.           Evaluasi (Penilaian):
1.             Penilaian proses
Penilaian proses dilaksanakan pada saat kegiatan sedang berlangsung mulai dari tahap penduluan sampai tahap penutup dengan mengamati (observasi) sejauhmana keaktifan dan kesungguhan siswa baik secara verbal maupun nonverbal dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok dengan bantuan co-leader.

2.             Penilaian Hasil
Penilaian hasil dilakukan pada saat kegiatan bimbingan kelompok berakhir dengan menggunakan skala konsep diri.


ISI DAN ASAL-USUL KONSEP DIRI

A.           Isi konsep diri
Sewaktu lingkungan anak yang sedang tumbuh meluas, isi dari konsep dirinya juga berkembang meluas, termasuk hal-hal seperti pemilikan, temanteman, nilai-nilai dan khususnya orang-orang yang disayangi melalui proses identifikasi. Adapun isi konsep diri adalah sebagai berikut :
1. Karekteristik fisisk                                      7. Kecerdasan
2. Penampilan                                                  8. Bakat dan minat
3. Kesehatan dan kondisi fisik                        9. Ciri kepribadian
4. Rumah dan hubungan keluarga                  10. Sikap dan hubungan sosial
5. Hobi dan permainan                                    11. Religius
6. Sekolah dan pekerjaan sekolah

B.            Asal-usul konsep diri
Menurut paham religi khususnya islam manusia terlahir dalam keadaan putih bersih seperti kertas putih yang belum tertulis. Dengan demikian konsep diri itu muncul berdasarkan pengalaman, kebiasaan dan latihan dalam berinteraksi dengan lingkungan. Dengan kata lain konsep diri merupakan produk sosial. Anak yang putih tersebut ternoda setelah ia beraksi dengan lingkungan sekitarnya. Setelah anak itu terlahir dapat memberikan respon terhadap dunia sekitarnya, maka sejak itu pula kesadaran dirinya muncul menjadi dasar dalam pembentukan konsep dirinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan konsep diri :
1. Orang tua
2. Saudara sekandung
3. Sekolah
4. Teman sebaya
5. Masyarakat
6. Pengalaman
Referensi :
Burns, R.B. 1993. Konsep Diri. Jakarta : Arean.
Centi, J.Paul. 1993. Mengapa Rendah Diri. Yogyakarta : Kanisius.
Text Box: LEMBAR IDENTIFIKASI KONSEP DIRI

1. Konsep diri Fisik:
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..

2. Konsep diri Psikis:
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..

3. Konsep diri Sosial:
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..

4. Konsep diri Moral:
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………….. 



























PERTEMUAN IV

A.           Judul/spesifikasi Layanan :
1.             Judul : Cara meningkatkan percaya diri
2.             Jenis layanan : Bimbingan Kelompok
B.            Bidang Bimbingan : Pribadi dan sosial
C.            Fungsi Layanan : Pencegahan dan Pemahaman
D.           Tujuan Layanan :
1.             Agar para anggota kelompok mengetahui dan memahami cara meningkatkan kepercayaan diri
2.             Dapat memecahkan masalah yang muncul dari cara meningkatkan kepercayaan diri
E.            Sasaran Layanan : Siswa SMA
F.             Uraian Kegiatan :
1.             Pendahuluan:
Konselor memotivasi siswa dan membuat permaian untuk menciptakan icebreaking atau mereview pertemuan sebelumnya.
2.             Kegiatan Inti
a.       Konselor menjelaskan pengertian percaya diri
b.      Siswa melakukan sosiodrama dengan peran siswa yang percaya diri
c.       Siswa melakukan sosiodrama dengan berperan sebagai siswa yang kurang percaya diri
d.      Siswa mendiskusikan upaya mengatasi rasa percaya diri.
3.             Penutup
a.         Siswa mempresentasikan hasil refleksi dan diskusi
b.        Konselor dan siswa menyimpulkan materi layanan yang diberikan.
G.           Waktu: 90-120 menit
H.           Evaluasi (Penilaian):
1.             Penilaian proses
Penilaian proses dilaksanakan pada saat kegiatan sedang berlangsung mulai dari tahap penduluan sampai tahap penutup dengan mengamati (observasi) sejauhmana keaktifan dan kesungguhan siswa baik secara verbal maupun nonverbal dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok dengan bantuan co-leader.
2.             Penilaian Hasil
Penilaian hasil dilakukan pada saat kegiatan bimbingan kelompok berakhir dengan menggunakan skala konsep diri.


CARA MENINGKATKAN PERCAYA DIRI

A.           Pengertian Percaya Diri.
Percaya diri adalah sikap positif seseorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baiak terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya.(Jacinta F. Rini, 2000:www.e-psikologi.com)
B.            Karakteristik Individu Yang Percaya Diri.
Beberapa ciri atau karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya diri yang profesional diantaranya :
1.             Percaya akan kemampuan diri sehingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan ataupun rasa hormat dari orang lain.
2.             Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterimanya oleh orang lain atau kelompok.
3.             Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain, berani menjadi diri sendiri.
4.             Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil).
5.             Memiliki internal locus of kontrol (memandang keberhasilan atau kegagalan tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung pada orang lain).
6.             Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi terhadap dirinya.
C.           Karakteristik individu yang kurang percaya diri.
1.             Berusaha menunjukkan sikap konformis, semata-mata demi mendapatkan pengakuan dan penerimaan kelompok.
2.             Menyimpan rasa takut/kekhawatiran terhadap penolakan.
3.             Sulit menerima realita diri dan memandang rendah kemampuan diuri sendiri, namun dilain pihak memasang harapan yang tidak realistis terhadap diri sendiri.
4.             Pesimis, mudah menilai sesuatu dari sisi negatif.
5.             Takut gagal, sehingga menghindari segala resiko dan tidak berani memasang target untuk berhasil.
6.             Cenderung untuk menolak pujian yang ditujukan secara tulus.
7.             Selalu menempatkan/memposisikan diri sebagai yang terakhir karena menilai dirinya tidak mampu.
8.             Mempunyai eksternal locus of control (mudah menyerah pada nasib sangat tergantung pada keadaan dan pengakuan/penerimaan serta bantuan dari orang lain).
D.           Upaya mengatasi rasa kurang percaya diri.
Dalam Jacinta F. Rini (2000:www.e-psikologi.com) untuk menumbuhkan rasa percaya diri yang proporsional maka individu baru memulainya dari dalam diri sendiri. Hal ini sangat penting mengingat bahwa individu yang bersangkutan dapat mengurangi rasa kurang percaya diri yang sedang dialaminya. Beberapa saran berikut yang menjadi pertimbangan untuk meningkatkan rasa kurang percaya diri:
1.             Evaluasi secara obyektif.
2.             Beri penghargaan yang jujur terhadap diri.
3.             Positive thinking.
4.             Gunakan self affermation (berupa kata-kata yang membangkitkan rasa percaya diri).
5.             Berani mengambil resiko.
6.             Berani mensyukuri dan menikmati rahmat tuhan.
7.             Menetapkan tujuan yang realistik.
Referensi :
Rini, Jacinta F. 2000. Konsep Diri. http://e-psikologi.com/dewasa/160502.htm






 




PERTEMUAN V

A.           Judul/spesifikasi Layanan :
1.             Judul : Cara mengembangkan sikap positif
2.             Jenis layanan : Bimbingan Kelompok
B.            Bidang Bimbingan : Pribadi dan sosial
C.            Fungsi Layanan : Pencegahan dan Pemahaman
D.           Tujuan Layanan :
1.             Agar para anggota kelompok mengetahui dan memahami cara mengembangkan sikap positif
2.             Dapat memecahkan masalah yang muncul dari cara mengembangkan sikap positif
E.            Uraian Kegiatan :
1.             Pendahuluan:
Konselor memotivasi siswa dan membuat permaian untuk menciptakan icebreaking atau mereview pertemuan sebelumnya.
2.             Kegiatan Inti
a.             Konselor menjelaskan pengertian sikap positif
b.             Konselor menjelaskan langkah-langkah memiliki sikap positif berdasarkan video yang diputarkan pada pertemuan pertama
c.             Siswa mengidentifikasi dan mendiskusikan konsep diri mereka yang dapat dikembangkan atau diubah.
d.            Siswa mengidentifikasi langkah-langkah mengembangkan konsep diri mereka.
3.             Penutup
a.             Siswa mempresentasikan hasil refleksi dan diskusi
b.             Konselor dan siswa menyimpulkan materi layanan yang diberikan.
F.             Waktu : 45-90 Menit
G.           Evaluasi (Penilaian):
3.             Penilaian proses
Penilaian proses dilaksanakan pada saat kegiatan sedang berlangsung mulai dari tahap penduluan sampai tahap penutup dengan mengamati (observasi) sejauhmana keaktifan dan kesungguhan siswa baik secara verbal maupun nonverbal dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok dengan bantuan co-leader.
4.             Penilaian Hasil
Penilaian hasil dilakukan pada saat kegiatan bimbingan kelompok berakhir dengan menggunakan skala konsep diri.


CARA MENGEMBANGKAN SIKAP POSITIF

A.           Pengertian Sikap Positif
Sikap (attitude) adalah kecenderungan seseorang untuk bertindak atau bertingkah laku (Rudi Mulyatiningsih 2004:20). Sedangkan sikap positif adalah kecenderungan merespon objek secara positif sehingga menunjukkan tingkah laku memperhatikan, menerima, menyukai, dan memperlakukan objek dengan baik. Seseorang yang dikatakan mempunyai sikap positif apabila menunjukkan atau memperlihatkan sikap menrima, mengakui, menyetujui, serta melaksanakan norma-norma dimana ia berada. Sebaliknya orang yang bersikap negatif apabila ia menunjukkan atau memperlihatkan penolakan atau tidak melaksanakan norma – norma di mana ia berada. Orang yang mempunyai sikap positif akan diterima dengan baik oleh lingkungannya sebaliknya orang yang bersikap negatif akan ditolak oleh lingkungan.

B.            Langkah-Langkah Menumbuhkan Sikap Positif
1.             Menentukan dan menganalisis objek yang akan dikenai dengan sikap positi. Objek yang dapat dikenai sikap positif antara lain tata tertib sekolah, pelajaran, guru, teman sekolah, sahabat, orang tua peraturan lalul lintas, tetangga dan norma.
2.             Menentukan tujuan. Pastiak bahwa dengan menyenangi objek yang telah ditentukan tadi anda mendapatkan manfaat bagi diri anda. Sebalinya anda harus bersikap negatif terhadap objek yang merugikan dan tidak mendatangkan manfaat bagi diri anda dan orang lain seperti narkotik, pil ekstasi, dan minuman keras.
3.             Selalu mentatai norma yang berlaku. Norma kehidupan mengatur tentang baik dan buruk tingkah laku seseorang. Anda harus selalu bersikap positif terhadap norma-norma kehidupan dengan cara mentaati aturan yang berlaku.
4.             Tidak mudah terpengaruh. Artinya anda harus mempunyai kemampuan menyeleksi dan menganalisis pengaruh yang datang dari luar (media massa, teman dan lain-lain).
5.             Selalu mengulangi. Bila anda selalu mengulangi sikap positif yang telah anda miliki, anda akan selalu bersikap sama terhadap objek yang sama.
C.           Manfaat Bersikap Positif
1.             Meningkatkan disiplin diri
2.             Memperoleh hasil yang memuaskan
3.             Terhindar dari sanksi
Dalam upaya pengembangan sikap positif, langkah-langkah pokok yang perlu dilakukan seseorang adalah menelaah dan memahami sikap dirinya selama ini, baik sikap terhadap keluarga, sikap terhadap kegiatan belajar mengajar di sekolah ataupun sikap terhadap masyarakat.

Referensi :
Rudi Mulyatiningsih, 2004.Bimbingan Pribadi, Sosial, Belajar dan Karie. Jakarta
: Gramedia


 











PERTEMUAN VI

A.           Judul/spesifikasi Layanan :
1.             Judul : Cara mengembangkan dan mengarahkan emosi
2.             Jenis layanan : Bimbingan Kelompok
B.            Bidang Bimbingan : Pribadi dan sosial
C.            Fungsi Layanan : Pencegahan dan Pemahaman
D.           Tujuan Layanan :
1.             Agar para anggota kelompok mengetahui dan memahami cara mengendalikan dan mengarahkan emosi
2.             Dapat memecahkan masalah yang muncul dari cara mengendalikan dan mengarahkan emosi
E.            Uraian Kegiatan :
1.             Pendahuluan:
Konselor dan siswa mereview pertemuan-pertemuan sebelumnya.
2.             Kegiatan Inti
a.       Konselor menjelaskan pengertian emosi
b.      Siswa mengidentifikasi macam-macam emosi berdasarkan tontonan video pada pertemuan 1.
c.       Siswa mendiskusikan cara mengendalikan emosi berdasarkan tontonan video pada pertemuan 1.
3.             Penutup
a.       Siswa mempresentasikan hasil refleksi dan diskusi
b.      Konselor dan siswa menyimpulkan materi layanan yang diberikan.
F.             Waktu : 90-120 Menit
G.           Evaluasi (Penilaian):
1.             Penilaian proses
Penilaian proses dilaksanakan pada saat kegiatan sedang berlangsung mulai dari tahap penduluan sampai tahap penutup dengan mengamati (observasi) sejauhmana keaktifan dan kesungguhan siswa baik secara verbal maupun nonverbal dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok dengan bantuan co-leader.
2.             Penilaian Hasil
Penilaian hasil dilakukan pada saat kegiatan bimbingan kelompok berakhir dengan menggunakan skala konsep diri.


CARA MENGENDALIKAN DAN MENGARAHKAN EMOSI

A.           Pengertian emosi
Kita sering keliru dalam menggunakan istilah emosi, istilah emosi sering digunakan hanya sebatas pada luapan rasa marah saja. Padahal emosi meliputi semua perasaan seseorang yang terkena pengaruh. Perasaan yang terpengaruh karena adanya rangsang yang ditangkap oleh indera disebut emosi (Rudi Mulyatiningsih, 2004: 11).
B.            Macam-macam emosi dan cara mengendalikannya
1.             Emosi marah
2.             Emosi sedih, susah, duka atau pilu
3.             Emosi iri
4.             Emosi takut
5.             Emosi cinta
C.           Cara mengendalikan emosi
Jika anda mengalami emosi maka anda harus dapat mengendalikannya dan dapat mengarahkannya secara positif. Apabila anda tidak dapat mengendalikan emosi dan tidak dapat mengarahkannya secara positif maka akan merugikan diri sendiri dan orang lain. Ada beberapa cara dalam mengendalikan emosi antara lain :
1.             Setiap tindakan anda harus didasarkan pada akal sehat
2.             Berpikir tentang akibat negatif yang mungkin terjadi
3.             Berusahalah untuk memaafkan kesalahan orang lain

Referensi :
Rudi Mulyatiningsih, 2004.Bimbingan Pribadi, Sosial, Belajar dan Karie. Jakarta
: Gramedia







Folded Corner: LEMBAR REFLEKSI PROSES KELOMPOK

1. REFLEKSIKANLAH MATERI YANG ADA DAPAT PADA PERTEMUAN I
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………

2. REFLEKSIKANLAH MATERI YANG ADA DAPAT PADA PERTEMUAN II
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………

3. REFLEKSIKANLAH MATERI YANG ADA DAPAT PADA PERTEMUAN III
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………

4. REFLEKSIKANLAH MATERI YANG ADA DAPAT PADA PERTEMUAN IV
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………

5. REFLEKSIKANLAH MATERI YANG ADA DAPAT PADA PERTEMUAN V
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………


…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………


6. REFLEKSIKANLAH MATERI YANG ADA DAPAT PADA PERTEMUAN 1



 


No comments:

Post a Comment